Kamis, 19 November 2015

Kekayaan Bahari Kabupaten Pesisir Barat

Kabupaten Pesisir Barat memiliki kekayaan bahari yang sangat berlimbah. Keindahan pantai yang membuat orang terpesona dan selalu ingin berwisata. Pantai yang masih terjaga kealamiannya, air yang jernih, dan ombak yang begitu indah menari-nari saat pasang.
Saya pernah mengunjungi pantai ngambur yang terletak di kecamatan Ngambur. Sungguh indah pesonanya, banyak pohon-pohon kelapa yang menghiasi pinggir pantai, pasir yang indah, dan alunan ombak yang menari-nari memiliki keindahan tersendiri.
Pantai kedua yang saya kunjungi yaitu pantai melasti. Pantai melasti memiliki keindahan yang luar biasa. Terdapat perahu-perahu nelayan dipinggir pantai yang siap untuk mencari ikan. Selain itu banyak kerang-kerang yang indah dipinggir pantai. Pepohonan yang memperindah pantai. Masih sangat asri dan sejuk. Terdapat batu karang yang indah sehingga apabila ombak datang dan menabrak batu karang membuat keunikan tersendiri pantai ini.
Pantai rumput hijau juga saya kunjungi, pantai ini terletak setelah pantai melasti. Banyak rumput hijau dan karang yang indah, batu besar di pinggir pantai serta pepohonan yang indah. Ombak yang datang dengan alunan yang indah. Saat sore hari air laut pasang diiringi dengan matahari yang mulai terbenam.
Sungguh menyenangkan menikmati keindahan pantai di sore hari dengan hiasan matahari yang indah dan memancarkan sinar kemerah-merahan.
Tanjung setia merupakan salah satu kekayaan bahari yang dimiliki kabupaten Pesisir Barat dan menjadi tempat berkunjungnya wisatawan asing. Wisatawan asing tertarik berkunjung ke tanjung setia karena tanjung setia memiliki keindahan ombak yang luar biasa besar dan cocok untuk bermain selancar. Wisataan asing senang berkunjung ke tanjung setia. Sungguh indah pantainya dengan ombak yang luar biasa.
selanjutnya tempat yang saya kunjungi labuhan jukung, air pantai yang biru dan pepohonan yang masih terjaga membuat mata terpana. Udara segar sangat terasa. Banyak kapal-kapal yang lalu lalang di labuhan jukung. Ombak yang menjadi keindahan pun dimiliki pantai ini. Banyak wisatawan asing berkunjung ke pantai ini.
Pulau pisang merupakan pulau yang dimiliki kabupaten pesisir barat. Pulau pisang memiliki keindahan yang luar biasa. Untuk menuju ke pulau pisang kita dapat naik kapal.
Pesisir Barat memiliki kekayaan bahari yang luar biasa indahnya dan harus selalu dijaga keasriannya.

Jumat, 13 November 2015

Pentingnya Pendidikan Budaya dan Karakter

Dalam sejarah pembangunan pendidikan di Indonesia telah banyak upaya dilakukan dan berbagai kebijakan yang menyertainya. Namun belakangan hasil yang dicapai seolah memberi indikasi bahwa ada sesuatu yang hilang yang belum dapat diwujudkan dalam pendidikan kita. Kemerosotan moral akhlak, etika, dan menurunnya prestasi bangsa memberi sinyalemen kuat bahwa bangsa ini sedang menghadapi dilema, jika tidak dicarikan solusi perbaikan akan menghadapi persoalan yang semakin kompleks. Pendidikan budaya dan karakter adalah salah satu tawaran solusi untuk meminimalisasi dangkalnya pemahaman terhadap nilai-nilai luhur bangsa Indonesia (Yaumi, 2014: 121).
Paling tidak ada beberapa hal mengapa perlunya pendidikan budaya dan karakter diimplementasikan dalam konteks pendidikan.
Pertama, dampak arus globalisasi yang membawa kehidupan menjadi semakin kompleks merupakan tantangan baru bagi negara-negara berkembang sepeti Indonesia memasuki milenium ketiga sekarang ini. Persinggungan budaya lokal, nasional, dan budaya-budaya asing adalah bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan kita sehari-hari. Tumbuh kembangnya budaya lokal dan nasional akan menghadapi dilema yang amat besar jika pengaruh budaya asing tidak segera disaring melalui gerakan peduli budaya. Kepedulian terhadap budaya sendiri akan memperkuat pemahaman terhadap nilai-nilai kelokalan yang dapat menyaring hadirnya pengaruh budaya asing yang dapat membawa dampak terhadap dangkalnya pemahaman kita terhadap nilai-nilai budaya Indonesia secara menyeluruh. Penguatan nilai-nilai budaya sendiri adalah wujud dari bangkitnya rasa nasionalisme yang mengedepankan kecintaan terhadap bangsa kita sendiri (Yauni, 2014: 122).
Kedua, adanya kenyataan bahwa telah terjadi penyempitan makna pendidikan dilihat dari perspektif penerapannya di lapangan. Pendidikan telah diarahkan untuk membentuk pribadi cerdas individual semata dan mengabaikan aspek-aspek spiritualitas yang dapat membentuk karakter bangsa, yang merupakan identitas kolektif, dan bukan pribadi (Kartadinata dalam Yaumi, 2014: 123).
Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa tujuan pendidikan nasional bukan sekadar membentuk peserta didik yang memiliki kecerdasan intelektual dan keterampilan semata, melainkan juga harus beriman, bertakwa, berakhlak mulia, mandiri, kreatif, supaya menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pendidikan juga berfungsi membangun karakter, watak, serta kepribadian bangsa.
Ketiga, pendidikan yang diselenggarakan saat ini masih didominasi oleh berbagai dogma, dalil-dalil, atau ajaran yang diperoleh dari Barat (Alwasilah dalam Yaumi, 2014: 123). Padahal secara kultural, pendidikan yang diselenggarakan harus tergali dari nilai luhur bangsa Indonesia sendiri. Berbagai pemikiran Ki Hajar Dewantara yang telah tertuang dalam berbagai referensi seharusnya dapat dikaji kembali agar dapat dirumuskan dan diimplementasikan.

Kamis, 12 November 2015

Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki susunan kata yang baik dan benar. Baik dan benar menurut kaidah yang berlaku, menarik perhatian pembaca serta mewakili secara tepat isi pikiran atau perasaan penulis. Kalimat efektif juga dapat dengan mudah diterima maksud dan maknanya oleh pembaca, mampu menyampaikan informasi secara baik,tanpa menggunakan pemborosan kata sehingga meminimalisasi salah tafsir atau salah pengertian oleh pembaca. Sugono (dalam Samhati, dkk. 2013: 93) menjelaskan kalimat efektif adalah kalimat yang memperlihatkan bahwa proses penyampaian oleh pembicara atau penulis dan proses penyampaian oleh pendengar atau pembaca berlangsung dengan sempurna sehingga isi atau maksud yang disampaikan oleh pembicara atau penulis tergambar lengkap dalam pikiran pendengar atau pembaca.

Keterampilan Menulis

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang harus dikuasai oleh penduduk maupun peserta didik. Menulis merupakan bentuk bentuk komunikasi berupa tulisan yang berfungsi sebagai pesan atau komunikasi secara tidak langsung. Menurut Tarigan (2008: 22) menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Rosidi (2013: 2) mendefinisikan menulis merupakan kegiatan menuangkan pikiran, gagasan, dan perasaan seseorang yang diungkapkan dalam bahasa tulis yang diharapkan dapat dipahami pembaca dan sebagai alat komunikasi tidak langsung. Rosidi juga menambahkan menulis merupakan kegiatan seseorang menyampaikan gagasan kepada pembaca dalam bahasa tulis agar bisa dipahami oleh pembaca.
Menulis merupakan kegiatan yang ekspresif dan produktif untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menulis dianggap sebagai suatu proses untuk menciptakan suatu hasil, baik opini, karya sastra yang dihasilkan dari kegiatan menulis.
Menulis sangat penting digunakan pada proses pembelajaran. Pendidik dapat mengetahui tingkat pemahaman peserta didik melalui kegiatan menulis. Peserta didik juga dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui kegiatan menulis.
Pada prinsipnya, fungsi tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Dalam pembelajaran, menulis merupakan komponen yang sangat penting saat peserta didik belajar dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan dalam bahasa tulis dan melahirkan bunyi-bunyi bahasa, ucapan dalam bentuk tulisan. Dalam menulis semua unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan secara penuh agar mendapat hasil yang benar-benar baik.
Tujuan menulis adalah sebagai berikut.
1. Tujuan penugasan
2. Tujuan altruistik
3. Tujuan persuasif
4. Tujuan informasional
5. Tujuan pernyataan diri
6. Tujuan kreatif
7. Tujuan pemecahan masalah.

Pengertian Teks

Halliday dan Ruqaiyah dalam Mahsun (2014: 1) menyebutkan bahwa teks merupakan jalan menuju pemahaman tentang bahasa. Itu sebabnya, teks menurutnya merupakan bahasa yang berfungsi atau bahasa yang sedang melaksanakan tugas tertentu dalam konteks situasi. Semua contoh bahasa hidup yang mengambil bagian tertentu dalam konteks situasi disebut teks. Dengan demikian, teks merupakan ungkapan pernyataan suatu kegiatan sosial yang bersifat verbal.
Batasan ini mengandung pengertian bahwa setiap pemakaian bahasa selalu memiliki tujuan. Tujuan yang dimaksud di sini tentu tujuan sosial, karena bahasa tidak lain merupakan sarana untuk melaksanakan proses sosial. Jika kehidupan itu hanya terdiri atas satu orang, tidak perlu terjadi interaksi sosial, maka bahasa tidak diperlukan. Bahasa yang digunakan dengan tujuan sosial tertentu itulah yang melahirkan teks. Teks merupakan satuan bahasa yang digunakan sebagai ungkapan suatu kegiatan sosial baik secara lisan maupun tulis dengan struktur berpikir yang lengkap (Mahsun, 2014: 1).
Pencirian teks yang wujudnya dapat berupa bahasa yang dituturkan atau dituliskan, atau juga bentuk-bentuk sarana lain yang digunakan untuk menyatakan apa saja yang dipikirkan. Selain itu, karena teks digunakan untuk pernyataan suatu kegiatan sosial dengan struktur berpikir yang lengkap, maka setiap teks memiliki struktur berpikir tersendiri. Sementara, tujuan sosial yang hendak dicapai manusia dalam kehidupan itu beragam, maka akan muncul beragam jenis teks dan tentunya dengan struktur teks atau struktur berpikir yang beragam pula.

Alunan Rindu di Ujung Senja

Sinar senja yang begitu cantik
Semakin membuatku memikirkannya
Ombak yang tersenyum
Angin yang menari-nari di hadapku
Saat senja di ujung samudera
Aku duduk penuh haru
Harapku ingin bertemu
Alunan senja yang syahdu
Semakin merindu kekasihku
Senja...
Saat kau kembali lagi
Bawakan sinar rindu darinya
Cahaya syahdu kau pancarkan
Untukku yang merindu

Problem Based Learning

Problem based learning memungkinkan bagi peserta didik untuk aktif dan berani mengajukan solusi dari masalah yang sedang dihadapi. Dengan cara ini, peserta didik dapat mengembangkan keterampilan untuk melakukan pengamatan dan merumuskan masalah serta mengumpulkan data.
Pembelajaran berbasis masalah atau problem based learning adalah pembelajaran yang dapat dikolaborasikan dengan pembelajaran saintifik (Yani, 2014: 135). Problem based learning memiliki gen yang sama dengan pembelajaran saintifik. Sebagaimana prinsip pembelajaran saintifik, peranan guru adalah fasilitator dan mentor dan tidak memposisikan sebagai sumber solusi terhadap masalah yang dihadapi.
Langkah-langkah pembelajaran problem based learning adalah sebagai berikut.
1. Peserta didik menjelajahi suatu topik atau isu yang menurut guru perlu dikaji ulang.
2. Peserta didik mendaftar apa yang perlu diketahui.
3. Peserta didik mengembangkan dan menulis pernyataan masalah dengan menggunakan bahasa sendiri.
4. Setelah peserta didik merumuskan masalah, selanjutnya membuat daftar solusi sebagai jalan keluar dari masalah. Pada proses penyusunan pendidik dapat meminta peserta didik untuk mengurutkan solusi dari yang mudah dilakukan sampai yang sulit dilakukan.
5. Membuat prediksi durasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah.
6. Melakukan refleksi terhadap setiap tahapan penyelesaian masalah agar dipahami oleh peserta didik yang selanjutnya menetapkan solusi yang akan diambil dan mengomunikasikannya.